BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 25 Agustus 2011

SAHABAT (The Biggest Bullshit)

Apapun yang terindah…

Sahabat adalah segalanya…

Dalam suka dan duka kita selalu bersama…

“Sahabat adalah yang tak meragu, selalu berbagi, selalu peduli dan saling mengerti”

Aku mengerling padanya, dia malah cekikikan tiada henti. Aluna adalah panggilanku kepadanya. Tinggal 5 menit lagi ulangan matematika akan berakhir. Aku memeriksa kembali jawabanku, mungkin ada yang salah. Kali ini aku bertaruh dengan Aluna, siapa yang nilainya terbesar, akan menjadi bos selama 3 hari. Ah, aku bakal kalah telak nih! Siapa sih yang bisa mengalahkan Aluna si jago matematika itu! Yup, akhirnya waktu ulangan berakhir juga, aku langsung beranjak menuju ke kantin “Kejujuran” bersama Nay. “Nanti aku nyusul,” ujar Aluna. Aku agak cemas, nggak biasanya Aluna berlari meninggalkanku begitu saja.

“Tadi sulit gak sih? Kalau kataku gak begitu tuh!” tanyaku pada Nayla. “Ya mau gimana lagi, kamu tahu kan aku paling gak bisa matematika!” jawab Nayla. Tiba-tiba Yuza datang membawa secarik kertas, “Dari Aluna,” bisiknya pelan. Ku baca isi surat itu. ‘Za, adikku sakit. Nanti pulang sekolah aku langsung ke rumah sakit. Sorry ya gak bisa ikut ke planetarium.’ Begitulah isi suratnya. “Nay, sorry aku harus buru-buru ke Aluna,” ujarku pada Nayla. “Salam aja ya Za!” ujar Nay melepas kepergianku.

Darah! Pekikku terkejut melihat tetesan darah di bawah kursi Aluna saat pulang sekolah. Kini aku tahu apa yang terjadi padanya. Aku segera mencarinya, ternyata dia ada di bawah pohon beringin. Aku tak langsung memanggilnya, namun kuperhatikan dia sejenak. “Sahabat adalah yang tak meragu, selalu berbagi, selalu peduli dan saling mengerti,” aku menyebutkan slogan persahabatanku dengan Aluna. Dia masih belum mau memandangku. Eh, dia malah cekikikan.

“Happy birthday Za!” ujar Aluna sambil diikuti siraman tepung terigu dari belakangku. “Happy birthday!!!” ujar banyak suara dari belakangku. “Kalian ini!!!” ujarku geram. “Sahabat adalah yang tak meragu, selalu berbagi, selalu peduli dan saling mengerti, tak lupa menjahili. Hihihi!” ujar Aluna sembari menumpahiku tepung. “Sorry hari ini aku udah bohongin kamu, tapi semoga ini berkesan bagimu, peace!” ujar Aluna sambil melempariku dengan telur mentah, lalu kabur. “Aluna!!!” teriakku sambil mengejarnya.


(Banyuwangi, 21 Augustus 2009)

0 comments: