BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 25 Agustus 2011

FREDDY

Kuparkir sepeda Ocha disamping pohon mangga. Aku dan Ocha bertukar sepeda hari ini. Entah mengapa Ocha memohon kepadaku untuk bertukar sepeda. Kebetulan sepeda kami sangat mirip. Aku tiba terlebih dahulu di toko buku. Hari itu kami akan membeli buku baru untuk perpustakaan yang kami berdua kelola. Kami selalu menyisihkan uang sewa untuk membeli buku baru, kadang kami juga menyisihkan uang jajan untuk membeli buku. Aku menunggu Ocha sejenak sebelum masuk ke toko buku.

Setengah jam rasanya aku menunggu Ocha. Ku telepon handphonenya juga tidak diangkat. Telepon rumah juga tak ada yang menyahut. Akhirnya dengan cemas, aku menelusuri jalan yang kulewati tadi. Sampai di rumahku pun tak ada tanda-tanda Ocha. Ocha selalu berpesan, jika dia terlambat datang, mungkin dia ada urusan sebentar dan dia menyuruhku untuk masuk membeli buku terlebih dulu. Aku pun kembali ke toko buku dan mulai memilih…

Sriing… kunci sepeda Ocha terjatuh. Kupungut benda mungil itu sambil membayangkan dimana kira-kira pemiliknya berada. 6 Juni 1996… Oh, itu kan tanggal lahir Ocha! Aku mengingat-ingat tanggal berapa sekarang. 20 Maret 2009, dan seingatku tak ada yang berulang tahun sekarang. Tapi sekarang pasti ada yang lahir dan yang meninggal dunia. Oh ya! Ocha menyuruhku mengingatkannya untuk membeli buku panduan merawat hewan peliharaan karangan Sonya Muuttaharee, seorang penulis yang namanya hampir sama dengan namaku, Sonya Allegia Mutahira.

Hup! Kuraih buku yang lumayan tinggi letaknya itu. Dengan tinggi 160 cm, aku berhasil meraih buku tersebut. Harganya Rp24.000,00 dengan tebal 113 halaman. Aku membawa uang Rp210.000,00 campuran dari uang hasil sewa buku dan uangku sendiri. Karena Ocha adalah sahabat baikku, aku pun membelikannya buku tersebut. Uangku murni Rp100.000,00, dan kini tinggal Rp76.000,00. Aku masih bingung Ocha kemana kira-kira. Aku menjadi merasa bersalah karena selalu meninggalkannya agar menang lomba bersepeda.

Ouw, aku sampai lupa membeli buku untuk perpustakaan. Menu untuk hari ini adalah 1 komik, 1 novel anak, 1 buku science, dan 1 buku geografi (atlas) edisi khusus. Setelah membayar semua belanjaan, aku masih berniat untuk mencari buku untukku. Aku mencari di lantai 2, mungkin saja ada sesuatu yang menarik. Bruukk! “Aoww! Jalan pake’ mata dong!” labrakku pada seorang anak sebayaku. “Hey, ga’ salah tuh?! Kamu itu yang jalan harus pake’ mata! Makanya kalau jalan itu lihat kedepan, jangan kebawah!” ucap sebuah suara milik anak laki-laki. Aku menatap wajahnya sambil naik pitam. Ingin rasanya kupukul dia! Aku terlanjur marah, akhirnya segera kutinggalkan dia.

Darahku masih agak mendidih, namun segera mendingin ketika aku menemukan sebuah novel apik yang sangat membuatku penasaran. Kubeli novel tersebut tanpa pikir panjang. Setelah itu aku pulang ke rumah mengantongi uang yang masih tersisa cukup banyak. Di tempat parkir sepeda, aku melihat anak kucing lucu. Ingin rasanya aku segera menunjukkan pada Ocha buku yang baru aku beli untuknya. “Lho? Bukuku mana?” ucapku bingung. Oh! Mungkin terjatuh waktu aku bertabrakan dengan anak laki-laki itu! Aku berlari menuju lantai 2, tapi bukuku tak ada. Satpam di sana pun tak tahu menahu. “Hey!” ujar sebuah suara menepuk bahuku. Kulihat wajah pemilik suara itu dan aku tak ingat apa-apa lagi…

Aku mulai membuka mata. Aneh! Kepalaku tak pening sama sekali! Aku bahkan masih ingat kejadian tadi. “Mbak, anda sudah sadar?” ujar seorang office girl yang menjagaku. Aku hanya mengangguk dan meminta segelas air putih. Aku berada di restroom toko buku tersebut. “Tadi ada seorang teman Mbak yang laki-laki menitipkan ini untuk Mbak,” ucap pemilik suara yang bernama Kak Della sembari menyodorkan plastik putih berisi buku-bukuku yang hilang. Sambil menenangkan diri, aku melihat-lihat buku yang akan kuberikan pada Ocha…

Freddy, nama itu seperti nama kelinci Ocha yang sudah meninggal. Dalam buku itu, ada seekor kelinci putih jenis Himalayan. Hey, bukankah ini kelinci Ocha?! Aku berpikir sejenak, lalu mataku tertuju pada kertas putih di dalam plastik tempat buku-bukuku. Isinya kira-kira begini: Untuk Sonya, aku minta ,maaf ya. Dari Freddy. Hah! Tak salah lagi! Aku tahu sudah dimana Ocha berada! 20 Maret 2009, Buku panduan merawat hewan peliharaan, serta Freddy. Kalau semua digabungkan menjadi…

Hup, tiba juga akhirnya di rumah Ocha. Aku berlari ke halaman belakang Ocha. “Naah! Ketemu juga akh-“ kata-kataku tersendat. Aku tak menemukan Ocha di halaman belakang rumahnya atau pun disekitar makam Freddy. Asaku mulai putus. Kukira semua petunjuk itu mengarah pada makam Freddy. 20 Maret 2003, 6 tahun yang lalu Freddy meninggal dunia dan dikubur di halaman belakang rumah Ocha. Dan ku kira, Ocha disini…

“Hey, koq ada es cendol disini?” kupungut segelas es cendol di dekat makam Freddy, sambil mengingat-ingat kebiasaanku dan Ocha sewaktu kecil makan es cendol di… Aku tahu! Dan sekarang aku yakin sekali Ocha ada disana, sebab tak mungkin lagi perkiraanku meleset, kecuali Ocha segera meninggalkan tempat tersebut karena kesal terlalu lama menungguku.

“Wow! Hebat, si pemecah misteri berhasil memecahkan misteri pencipta misteri terhandal!” ujar Ocha terkekeh sambil menyodoriku segelas es cendol. “Yaah… Ocha, ini mah gampang!” ujarku mengentengkan. Aku tahu Ocha pasti ada di kedai Es Cendol 666 ini, karena tak bisa dipungkiri lagi semua petunjuk mengarah pada kedai ini. Freddy yang meninggal 6 tahun yang lalu adalah salah satu angka 6. Jumlah huruf nama Freddy yang berjumlah 6 juga merupakan angka 6 kedua. Tapi angka 6 ketiga aku masih bingung.

“Yang angka 6 ketiga apa, Cha?” tanyaku. “Aku kan lahir tahun 1996!” ucap Ocha terkekeh lagi. Temanku yang satu ini memang pintar membuat teka-teki! “Tapi Cha, kalau kamu tidak menaruh es cendol di makam Freddy, aku pasti tak akan tahu kamu dimana!” kataku disambut senyum oleh Ocha. “Tapi sebenarnya Freddy itu nama sepupuku yang aku suruh buat kasih petunjuk ama kamu lho!” ujarnya lagi. Siang ini aku dan Ocha menikmati es cendol sambil membaca buku-buku kami. Lega rasanya.

(Banyuwangi, 15 Mei 2009)

0 comments: